Anda pernah lihat serial maupun film Si Doel Anak Sekolahan yang melegenda itu? Beberapa cuplikannya, menampilkan pakaian adat Betawi. Pakaian adat ini termasuk seringkali ditampilkan dalam Pekan Raya Jakarta untuk memperkenalkan ragam budaya di Jakarta. Yuk langsung aja kami bahas pakaian adat suku Betawi.
Sekilas Mengenai Betawi
Suku Betawi merupakan orang-orang yang merupakan keturunan berasal dari penduduk di Kota Batavia. Kota ini merupakan nama lama Kota Jakarta pas berada dalam era penjajahan Belanda. Nama Betawi sendiri berasal berasal dari Batavia, lantas beralih menjadi Batavia, Batawi dan lantas mengatur lidah penduduk lokal menjadi Betawi.
Saat ini, suku Betawi banyak tinggal di daerah Jabodetabek dan sekitarnya. Secara biologis, suku ini sebenarnya perpaduan antar etnis karena di Batavia terkandung beraneka macam etnis yang lantas menikah dan melahirkan keturunan.
Perpaduan antaretnis tersebut berasal berasal dari suku lain yang merantau ke Batavia layaknya suku Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Batak, Tionghoa, Arab, Inggris, Belanda, Portugis, Ambon, Bali, dan lain-lain. Secara keseluruhan, baik berasal dari tradisi, budaya, kebiasaan, kesenian, kuliner, suku Betawi banyak terinspirasi berasal dari Melayu, Islam, dan Tionghoa. Terlebih corak Melayu dan Islam benar-benar kental di sana.
Sekarang, keberadaan suku Betawi menjadi minoritas karena banyaknya penduduk luar daerah berkunjung ke Jakarta. Saat ini, suku ini, baik orangnya ataupun budayanya, agak terpinggirkan berasal dari kehidupan sehari-hari warga Jakarta. Untuk menanggulangi hal itu, di Jakarta didirikan cagar budaya yang berada di Situ Babakan.
Jenis, Keunikan, Fungsi, dan Penjelasan Pakaian Adat Betawi
Dapat menyaksikan festival yang meriah di Provinsi DKI Jakarta tiap tiap tanggal 22 Juni. Pada tanggal tersebut, DKI Jakarta sebagai ibukota negara kami memperingati hari lahirnya. Peringatan tersebut dirayakan bersama dengan diadakannya Pekan Raya Jakarta yang menampilkan ragam budaya Jakarta, termasuk Betawi. Mulai berasal dari kuliner, musik, pertunjukan, hingga pakaian adat termasuk tampil dalam acara tersebut.
Sebagai ibukota negara, tak heran kalau kemeriahan tersebut turut dirasakan semua lokasi di Indonesia. Bahkan tidak jarang para presenter TV yang melakukan liputan berita turut mengenakan pakaian adat Betawi. Dari yang ditampilkan pakaian adat tersebut, sekilas bisa melukiskan model, warna, hiasan, dan motif yang banyak variasi macamnya. Tidak jarang ada campuran budaya Melayu, Islam, China, Arab, India, Belanda, dan lain-lain.
Sebagai suku yang tumbuh di ibukota, patut kiranya kami mengenali lebih dalam suku ini. Mari kami bahas satu per satu bersama dengan teliti agar kami bisa mengenali pakaian adat Betawi ini.
1. Kebaya Encim
Salah satu pakaian adat Betawi yang paling kerap ditampilkan adalah Kebaya Encim untuk wanita. Baik berasal dari gadis remaja, perempuan muda, hingga perempuan 1/2 baya Betawi menggemari kebaya yang simpel, sederhana, tapi selamanya bisa menampilkan kesan keanggunan ini.
Pakaian adat Betawi satu ini kerapkali digunakan pas momen-momen Pekan Raya Jakarta, seragam karyawati instansi pemerintah dan swasta, peringatan hari besar, menerima tamu istimewa, pentas seni budaya, dan acara-acara lainnya.
Di era lalu, pas budaya Eropa masih punya pengaruh yang kuat di Batavia atau Jakarta, kebaya ini terbuat berasal dari kain berbahan lace atau brokat buatan Eropa yang dikombinasikan bersama dengan bordiran penduduk lokal. Hasilnya, kebaya tersebut tampak layaknya langsung dibordir. Bordiran tersebut biasanya bermotif bunga yang bisa Anda temukan terhadap anggota bawah kebaya atau pergelangan tangan.
Bordiran yang digunakan dalam Kebaya Encim ini termasuk beragam, tidak benar satunya bordiran yang berlubang banyak yang disebut kerancang. Jaman dulu, kerancang lembut dan tampilannya halus mendekati sempurna.
Sekarang, pembuatan kerancang banyak yang manfaatkan bantuan teknologi komputer. Hasilnya sebenarnya lebih cepat dan lebih inovatif tapi kerancang tersebut menjadi agak kasar, keras, dan kurang sempurna. Jika dibandingkan bersama dengan kerancang yang dibikin bersama dengan tangan, hasilnya benar-benar jauh.
Bagian leher membentuk huruf V (V-neck). Model asli Kebaya Kerancang meruncing ke bawah di anggota wajah bawahnya. Runcingan tersebut berukuran 12 cm hingga 30 cm berasal dari basic panggul wanita. Model meruncing ini disebut bersama dengan Kebaya Sonday.
Kemudian bawah lengan melebar agar tampak agak sedikit besar dibandingkan ukuran lingkaran di pangkal lengan. Model yang disebut Kebaya Model Goeng ini lagi diminati oleh banyak kalangan wanita era kini. Kebaya Encim mengalami modifikasi dan modernisasi bersama dengan ada bahan-bahan layaknya brokat, silk, organdi, sutra alam, dan lainnya.
Sebagai bawahannya, Kebaya Encim dipadukan bersama dengan kain sarung bersama dengan model yang beragam. Mulai berasal dari model buket, pucuk rebung, kain pagi sore (kain panjang yang disarungkan di pinggang, buket, tumbak, atau belah ketupat. Namun demikian, banyak remaja putri yang memadukan Kebaya Encim bersama dengan celana panjang ataupun rok panjang.
Pada awalnya, tidak terkandung selendang terhadap setelan Kebaya Encim. Namun sejalan berjalannya waktu, menambahkan selendang menjadi modifikasi pakaian adat Betawi ini. Hasilnya di luar dugaan, penggunaan selendang ternyata bisa menjadikan wanita yang mengenakannya lebih berwibawa dan lebih resmi.
Pada umumnya, rambut wanita yang mengenakan dihias bersama dengan mengan manfaatkan sanggul bersama dengan model yang disesuaikan bersama dengan permintaan pemakainya. Kemudian kalau mau, dipasangkan kerudung bersama dengan menampakkan sedikit rambut anggota depan. Namun bagi wanita berhijab, tidak harus manfaatkan sanggul. Jilbab yang udah dikenakan memadai dilapisi kerudung bersama dengan menampakkan jilbab anggota depan dan lehernya.
Untuk menambah kecantikan, para wanita mengenakan perhiasan berupa anting air seketel atau giwang asur, peniti rantai susun tiga, cincin bermata, gelang listering atau gelang ular, dan kalung tebar. Yang terpenting, perpaduan perhiasan dan pakaian serasi. Sehingga terserah mana saja yang mendambakan dipakai.
Para wanita manfaatkan selop tertutup sebagai alas kaki. Paduan Kebaya Encim berasal dari atas hingga bawah memiliki tujuan untuk pelihara kehormatan dan keanggunan perempuan. Filosofi berasal dari pakaian adat Betawi satu ini adalah keindahan, kedewasaan, kecantikan, keceriaan, kearifan, dan juga taat ketentuan dan tuntunan leluhur.
2. Baju Sadaria
Baju Sadaria digunakan oleh para laki-laki Betawi dan seringkali dipasangkan bersama dengan Kebaya Encim. Pakaian ini kerap digunakan dalam festival Abang None dan termasuk Pekan Raya Jakarta. Penampilan pakaian yang simpel tapi bersahaja ini pasti familiar bagi semua.
Baju Sadaria ini berupa pakaian taqwa atau pakaian koko yang berkerah Shanghai (kerah tertutup) setinggi 3-4 cm. Umumnya pakaian ini berwarna putih dan berlengan panjang. Jika dicermati berasal dari sejarah, pakaian ini banyak terinspirasi oleh budaya China yang para lelakinya banyak mengenakan pakaian koko. Disebut pakaian koko karena pakaian ini banyak dipakai oleh para koko (kakak laki-laki dalam bhs Mandarin).
Baju Sadaria terbuat berasal dari kain katun, tapi sering kadang ada termasuk yang terbuat berasal dari kain sutra dan sutera alam linen. Baju ini berkancing berasal dari atas hingga bawah dan juga mempunyai saku di segi kanan dan kiri anggota bawahnya. Tidak jarang di segi samping anggota bawah diberi belahan lebih kurang 15 cm agar pria yang mengenakannya tidak menjadi benar-benar ketat dan agak bebas.
Terkadang, Baju Sadaria diberi bordiran terhadap kerah anggota sedang atau sebelah kanan kiri. Bahan yang dipilih dalam membawa dampak bordiran tersebut bisa katun, sutera alam, atau lainnya.
Baju Sadaria dipadankan bersama dengan dua pilihan celana. Yakni, celana bahan yang panjang berwarna gelap atau celana panjang komprang bersama dengan motif batik.
Pemilihan celana dapat pengaruhi alas kaki yang harus dikenakan. Jika celana panjang gelap yang dipilih, maka sepatu pantofel yang pantas dikenakan agar tampak selaras. Jika celana panjang batik bersama dengan model komprang yang digunakan, maka sandal terompah lebih cocok untuk dipilih sebagai alas kaki.
Sebagai pelengkap, para pria Betawi manfaatkan kopiah (peci) berwarna hitam polos sebagai penutup kepala. Kemudian terkandung kain sarung yang dilipat (cukin) digantungkan di leher yang biasanya dipegang bersama dengan ke-2 tangan pas sesi foto. Tujuan penggunaan cukin untuk dijadikan sarung atau sajadah pas melakukan ibadah shalat, senjata atau alat untuk melawan penjahat yang ditemui.
Baju Sadaria ini dipakai oleh karyawan berasal dari instansi pemerintah ataupun swasta terhadap waktu-waktu tertentu, acara adat, atraksi pariwisata, menyambut tamu istimewa, dan peringatan hari besar. Tidak ada filosofi khusus berasal dari pakaian ini. Hanya saja pakaian ini untuk tunjukkan identitas pemakainya sebagai laki-laki yang rendah hati, dinamis, sopan, dan punya wibawa.
3. Pangsi Betawi
Pakaian adat Betawi yang satu ini kerap dipakai oleh para jawara Betawi yang notabene para pendekar. Satu setel pakaian ini terdiri berasal dari Baju Tikim dan Celana Pangsi. Hanya saja, belakangan ini pakaian ini lebih dikenal bersama dengan Baju Pangsi.
Berdasarkan catatan sejarah, Baju Tikim dan Celana Pangsi beroleh pengaruh berasal dari budaya China. Baju Tikim berasal berasal dari Bahasa Hokkian, yaitu Tui Kim. Dan Celana Pangsi berasal berasal dari Phang Si. Keduanya diadaptasi berasal dari pakaian orang-orang China yang tinggal di Batavia.
Baju Pangsi ini punya wujud leher bulat layaknya huruf O atau Bahasa kekiniannya O-neck. Disertai bersama dengan lengan panjang, Baju Pangsi dibikin bersama dengan ukuran yang longgar dibanding ukuran tubuh pemakainya.
Dulunya, pakaian ini dibikin tanpa kancing tapi sekarang biasanya manfaatkan kancing. Para pria Betawi mengenakan kaos putih polos sebagai lapisan dalam Baju Pangsi agar sering kadang pakaian tersebut bisa dilepas kancingnya.
Sedangkan Celana Pangsi merupakan celana panjang yang agak longgar agar tampak kebesaran. Warna celana disesuaikan bersama dengan warna pakaian yang digunakan. Dulunya, pakaian adat Pangsi ini digunakan oleh laki-laki Betawi dalam kesibukan sehari-hari. Namun sejalan pertumbuhan jaman, pakaian ini lebih banyak dikenakan oleh para jawara, pendekar, jagoan, main pukulan, dan petani Betawi.
Di pinggang laki-laki Betawi, tersemat ikat pinggang yang ukurannya lebih lebar daripada ikat pinggang biasa. Dan di lehernya, terkandung kain sarung yang dilipat rapi. Fungsi sarung ini berbagai macam karena bisa untuk sajadah dan sarung pas sholat dan juga senjata pas duel.
Warna Baju Pangsi Betawi ini tidak hanya hitam, tapi ada termasuk warna merah, hijau, dan putih. Masing-masing warna punya makna tersendiri. Baju Pangsi berwarna putih atau krem biasanya digunakan oleh jago silat yang termasuk merupakan pemuka agama.
Ilmu agama yang didpatakan oleh pesilat tersebut didapatkan berasal dari berguru kepada Engkong Haji. Baju Pangsi hitam biasanya digunakan oleh para centeng. Dan Baju Pangsi warna merah digunakan oleh seseorang yang punya kemampuan silat dan pengetahuan agama yang tinggi agar tidak bisa diragukan lagi kemampuannya.
Warna pakaian tersebut tentu saja berpengaruh terhadap warna atribut lainnya, jikalau peci. Warna atribut tersebut pertanda siapa orang yang kenakan pakaian tersebut. Pada era dulu, barang siapa yang kenakan peci merah adalah orang yang diakui oleh penduduk sebagai orang yang ilmunya udah tinggi, tukang jalan, dan udah banyak makan asam garam alias punya banyak pengalaman. Jika peci udah turun tangan, kondisi udah luar biasa gentingnya.
Jika dimisalkan bersama dengan era sekarang, peci merah barangkali bisa disamakan bersama dengan baret merah. Orang-orang pemakai peci merah merupakan ujung tombak perlawanan terhadap apa pun yang diakui sebagai pengganggu keamanan, ketentraman, dan kedamaian masyarakat.
Oleh karena itu, peci merah beserta Baju Pangsi merah merupakan pakaian yang sakral dan tidak bisa digunakan oleh sembarang orang. Namun demikian, kalau penggunaannya untuk keperluan seni, pakaian ini boleh digunakan oleh orang biasa.
4. Pakaian Bangsawan Ujung Serong
Selanjutnya pakaian adat Betawi yang dikhususkan untuk para bangsawan dan demang. Pakaian ini dinamakan Pakaian Bangsawan atau Ujung Serong dan biasanya hanya digunakan oleh para laki-laki.
Pakaian satu ini kerap digunakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai negeri Sipil (PNS) di kantor pemerintah, acara pernikahan sebagai tamu atau wali, peringatan hari besar, menyambut tamu istimewa, dan acara-acara resmi lainnya.
Sebagai lapisan dalam, pria Betawi manfaatkan kemeja putih. Kemudian jas tutup berwarna hitam atau gelap digunakan sesudah kemeja putih. Sebagai bawahan, digunakan celana pantalon berwarna senada bersama dengan jas tertutup. Kemudian di pinggang dililitkan kain batik yang udah diatur sedemikian rupa dan panjangnya hingga paha.
Alas kaki yang serasi adalah sepatu pantofel. Untuk mengesankan bangsawan berkelas, disematkan arloji emas. Terakhir, penutup kepala berupa peci untuk menambah kesan berwibawa.
5. Pakaian Pengantin Betawi
Sesuai namanya, Pakaian Pengantin Betawi diperuntukkan pasangan yang menikah. Seperti pakaian pengantin di daerah lainnya, Pakaian pengantin Betawi ini punya ciri khas dan keistimewaan pakaian adat lain berasal dari daerah yang sama. Karena pernikahan adalah momen yang sakral.
Pakaian pengantin Betawi ini merupakan perpaduan berasal dari budaya Arab, China, India, dan Eropa agar tidak heran kalau pakaian adat Betawi satu ini punya model yang memadai unik. Untuk pria, pakaian pengantinnya bernama Dandanan Care Haji. Sementara untuk wanita, pakaian pengantinnya bernama Dandanan Care None Pengantin Cine.
Salah satu permainan yang paling populer di RAJAZEUS adalah permainan slot. Slot adalah permainan yang mudah dimainkan dan sangat menyenangkan karena menawarkan berbagai tema dan fitur menarik.
Baca Juga : Model Baju Wanita Kekinian yang Akan Ngetren di Tahun 2025